“Kami memandang pemberian (Tombak) Cakra ini sebagai asupan energi semangat ekstra,” kata Anies di Kotagede.
Usai diberi Cakra di Kotagede itu, Anies mengingat dirinya pada 2015 pernah menerima pengembalian Cakra pangeran Diponegoro yang diambil Belanda pada 1828. Ia mengatakan Cakra Pangeran Diponegoro dikembalikan melalui dirinya dan menjadi kehormatan mewakili pemerintah dan rakyat Indonesia.
Menerima Cakra di Kotagede, ia merasa hal itu menjadi sebuah amanah yang harus ia emban. Terlebih, Cakra itu terdapat dua kata kunci yang ada di Asmaul Husna; yakni Arrahman dan Almalik.
Ia berharap dengan menerima Cakra itu bisa bersikap adil sebagaimana saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Selain itu, ia juga ingin melakukan suatu hal sebagaimana yang pernah hadir di tanah Kotagede, yakni sebuah kondisi yang makmur di bawah naungan kerajaan Mataram Islam saat itu.
“Insyaallah (Cakra) ini menjadi tambahan semangat bagi semua bahwa ikhtiar kami bukan sekadar tentang saty orang, bukan sekadar saty kelompok, bukan sekadar satu, dua, atau partai, tapi ini tentang bagaimana rakyat kita dihadirkan keadilan yang pernah hadir di saat kerajaan Mataram, dimulai Raja Panembahan Senopati, kemudian masa kejayaan Sultan Agung. Pada saat kejayaan Sultan Agung itulah berbagai inovasi kita jaga sampai hari ini,” kata dia.
Anies menegaskan dirinya ingin di tanah nusantara tercinta, di tanah Indonesia, kembali hadir capaian pada masa lalu itu. Menurut dia, masyarakat Kotagede pasti bisa merasakan dan mengetahui bagaimana masa kejayaan di wilayahnya.
“Semoga Anda semua diberikan kekuatan, kemudahan, di dalam menjaga junjung tinggikan yang menjadi warisan lintas generasi di tempat ini,” tuturnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((NUR))
Quoted From Many Source