Anak Perempuan Alami Pubertas Lebih Awal Selama Covid-19? Ini Kata Ahli

Jakarta: Pandemi untuk sementara ini sudah usai. Namun ternyata, masih menyisakan cerita bagi masyarakat, utamanya bagi remaja perempuan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah anak perempuan yang mengalami pubertas lebih awal selama pandemi. Hal ini mungkin disebabkan oleh stres atau berkurangnya aktivitas fisik.

Sebuah penelitian mengamati 133 anak perempuan di Italia yang dirujuk ke unit spesialis pediatrik di mana dada mereka mulai berkembang sebelum usia 8 tahun. Dalam 4 tahun sebelum pandemi, dari Januari 2016 hingga Maret 2020, 72 anak perempuan didiagnosis dengan pubertas dini ‘progresif cepat’. 

Misalnya, tinggi badan mereka bertambah terlalu cepat atau mereka memiliki tingkat hormon yang tinggi terkait dengan masa remaja.

 

Pubertas lebih awal

Namun, dalam periode yang lebih pendek antara Maret 2020 dan Juni 2021, terjadi pelonjakan hampir empat anak perempuan dalam sebulan yang didiagnosis total 61 anak. Para peneliti mencatat bahwa selama periode ini, ketika Italia, seperti Inggris, sebagian besar hidup dalam lock down, gadis-gadis itu terlihat menghabiskan rata-rata dua jam sehari menggunakan perangkat elektronik, dan 88,5 persen menghentikan semua aktivitas fisik.

Beberapa ahli berpendapat bahwa cahaya biru dari layar dan kurangnya olahraga dapat mengganggu perkembangan hormon normal anak perempuan. 

Bahkan seperti yang dinukil dari Daily Mail, Dr Mohamad Maghnie, yang memimpin studi dari University of Genoa dan Giannina Gaslini Institute di Italia, mengatakan, “Ada hipotesis evolusi yang menarik bahwa, ketika anak perempuan sangat stres, mereka mengalami menstruasi lebih awal untuk bereproduksi.”



(Sebuah penelitian mengamati 133 anak perempuan di Italia yang dirujuk ke unit spesialis pediatrik di mana dada mereka mulai berkembang sebelum usia 8 tahun. Anak perempuan lebih mungkin mengalami pubertas sebelum waktunya daripada anak laki-laki, dan ini dapat menyebabkan beberapa masalah emosional. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

“Anak-anak umumnya memasuki pubertas lebih awal dari sebelumnya karena tingkat obesitas lebih tinggi, dan kelebihan lemak dapat mengganggu hormon yang menentukan kapan seorang anak menjadi remaja.”

Namun penelitian tersebut tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada berat badan anak perempuan yang didiagnosis mengalami pubertas lebih awal sebelum dan selama pandemi. Peningkatan serupa dalam tingkat anak-anak yang mengalami pubertas dini selama covid telah terlihat di negara-negara termasuk India dan Turki. 

Secara total, para peneliti mengamati 289 anak perempuan yang diduga mengalami pubertas karena mereka mengembangkan kuncup payudara – tanda awal perkembangan payudara – sebelum usia 8 tahun.

 

Lebih cepat anak perempuan

Jumlah yang didiagnosis dengan pubertas dini progresif cepat adalah 30 persen lebih tinggi, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the Endocrine Society. Sebelum pandemi, hanya 41 persen anak perempuan yang dirujuk ke klinik ditemukan mengalami pubertas dini yang berkembang pesat, tetapi meningkat menjadi 53,5 persen selama covid-19.

Selama pandemi, anak perempuan juga didiagnosis sekitar 4 bulan lebih muda, ketika mereka rata-rata berusia 7 tahun delapan bulan, daripada hampir pada usia 8 tahun. Pubertas biasanya terjadi antara usia 8 dan 14 tahun untuk anak perempuan dan usia 11 dan 16 tahun untuk anak laki-laki.

Anak perempuan lebih mungkin mengalami pubertas sebelum waktunya daripada anak laki-laki, dan ini dapat menyebabkan beberapa masalah emosional. Mereka mungkin kesulitan menyesuaikan diri dengan teman sekelas yang belum mengalami perubahan ini. 

Pubertas sebelum waktunya dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan fisik dan mental yang bertahan lama. Penelitian tambahan menunjukkan pubertas dini pada anak perempuan dapat menyebabkan penyalahgunaan zat dan gangguan makan.
(TIN)

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *