Dalam hitungan bulan, Indonesia akan menggelar pesta demokrasi, yaitu Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden, Kepala Daerah, dan DPR/DPRD tahun 2024. Rakyat Indonesia yang sudah memenuhi persyaratan akan menggunakan hak konstitusionalnya di perhelatan akbar lima tahunan itu untuk menentukan pilihannya.
Untuk itu, perguruan tinggi Kristen yang berada di bawah naungan GKI Sinode Wilayah Jawa Barat tersebut bersama lembaga serta komunitas keagamaan, kepercayaan, pendidikan, dan masyarakat sipil ikut mendeklarasikan terselenggaranya Pemilu Asyik, Pemilu Bagi Semua. Deklarasi yang diinisiasi oleh Gerakan Kebangsaan Indonesia (GKI), salah satu badan pelayanan Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat.
Deklarasi tersebut mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk:
-
Menyambut Pemilu 2024 sebagai Pesta Demokrasi dengan semangat dan penuh kegembiraan.
- Berpartisipasi aktif mendukung KPU dan Bawaslu mewujudkan Pemilu 2024 menjadi Pemilu yang asyik, damai dan berkualitas secara Langsung Umum Bebas dan Rahasia (LUBER), serta Jujur dan Adil (JURDIL).
- Menolak politik uang, berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian, dan politik identitas yang tidak sesuai dengan semangat kebangsaan.
Selain itu, gerakan ini juga mendorong semua pihak berwenang untuk mendukung setiap warga negara agar dapat menggunakan hak pilihnya tanpa halangan, tanpa melihat agama, kepercayaan, suku, warna kulit, dan pilihan politiknya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ketua Umum Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat, Pdt. Sheph Davidy Jonazh, mengatakan, selain ikut mendeklarasikan Pemilu Damai, Ukrida juga terus mengedukasi masyarakat agar menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu secara cerdas dan berintegritas. Salah satunya melalui penyelenggaraan seminar, webinar maupun talkshow yang menggaungkan semangat kebangsaan.
“Sebagai institusi pendidikan yang aktif terlibat menyerukan Pemilu Damai, juga bukan merupakan euforia kebangsaan tetapi merupakan pertanggungjawaban iman kepada Tuhan. Untuk itu diperlukan sinergi dengan lembaga-lembaga keagamaan sebagai pilar etika dan moral guna menjaga suasana tetap kondusif,” terang Sheph.
Sementara itu, Sekretaris Umum Yayasan Badan Pengurus Perguruan Tinggi Kristen Krida Wacana, Mingke Manovia mengatakan, Ukrida dengan komunitas ribuan mahasiswa yang dengan sadar, sukacita, dan damai melaksanakan pesta demokrasi Pemilu merupakan bagian dari menggunakan hak dan kewajibannya.
“Sebagai warga negara yang baik, sivitas akademika Ukrida akan menggunakan hak pilihnya untuk memilih secara cerdas pemimpin di pusat maupun daerah, guna terwujudnya pemerintah yang lebih adil dan makmur bagi seluruh warga negara Republik Indonesia,” ujarnya.
Menurut Mingke, Ukrida terus mewujudkan kepedulian kepada masyarakat, bangsa, dan negara yang kini memasuki tahun politik menjelang Pemilu. Krida Wacana yang bisa diterjemahkan menjadi berkarya bagi Tuhan tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial bermasyarakat.
Sementara itu, Wakil Rektor III Ukrida, Denni Boy Saragih menegaskan, dukungan konkret Ukrida, yaitu melakukan pembinaan kesadaran akan peran dan partisipasi politik warga negara di kalangan mahasiswa. Hal ini termasuk ikut memotivasi mereka untuk menggunakan hak politiknya, melakukan pemilihan secara cerdas, dan terlibat aktif untuk mewujudkan suasana demokrasi yang sehat dan partisipatif.
Denny mengatakan, Ukrida sesuai dengan panggilan tugasnya di bidang pendidikan berupaya ikut menjaga moral bangsa tanpa ikut serta dalam politik praktis. Selain itu, dengan melaksanakan Pemilu yang damai akan mencerminkan karakter Bangsa Indonesia yang bermartabat.
“Ukrida dengan semboyan LEAD to Impact yang didasari oleh nilai-nilai budaya Loving-mengasihi, Enlightening-mencerahkan, Advanced-maju, Determined-bertekad (LEAD), menyerukan kepada seluruh elemen bangsa untuk menjadi tuan rumah yang baik di negeri sendiri, menjaga persatuan dan kesatuan dengan semangat kebinekaan,” terangnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(CEU)
Quoted From Many Source