Apa Itu Nasionalisme? Pengertian, Penyebab, hingga Pengaruhnya

Apa Itu Nasionalisme? Pengertian, Penyebab, hingga Pengaruhnya

Jakarta: Nasionalisme adalah nyawa bagi eksistensi suatu negara. Warga negara yang tidak memiliki jiwa nasionalisme dapat memicu perpecahan kedaulatan negara, bahkan mengalami kehancuran.
 
Memaknai nasionalisme selalu beriringan dengan patriotisme. Jiwa nasional dan patriot adalah dua unsur yang menyebabkan adanya kemerdekaan negara ini.
 
Mengutip Modul Sejarah Kelas IX terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, nasionalisme memiliki pengertian, akar sejarah, hingga pengaruhnya sebagai berikut:

Pengertian dan Sejarah Nasionalisme

Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yakni ideologi kebangsaan yang mengandung makna cinta tanah air, rasa bangga atas memiliki suatu bangsa, atau memlihara kehormatan bangsa, mempunyai rasa solidaritas setanah air, persatuan, dan kesatuan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Nasionalisme muncul di Eropa pada masa peralihan masyarakat agraris menuju masyarakat indutri. Masa peralihan ini terjadi pada abad ke-18 ditandai dengan lahirnya liberalisme dan kapitalisme yang muncul akibat Revolusi Industri ke Revolusi Prancis.
 
Hasil dari Revolusi Industri ke Revolusi Prancis adalah memunculkan corak masyarakat industri-kapital, sehingga lahirlah kolonialisme dan imperialisme.
 
Di sisi lain, nasionalisme di Eropa dan Asia-Afrika berbeda. Sikap nasioanlisme dari Asia-Afrika adalah reaksi terhadap imperialisme dan kolonialisme bangsa Barat. Di kawasan Asia-Afrika, nasionalisme dijadikan sebagai gerakan melawan imperialisme dan kolonialisme.

Faktor Penyebab Nasionalisme

Faktor Internal

1. Adanya persamaan nasib akibat imperialisme dan kolonialisme

Kemunculan imperialisme dan kolonialisme berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat. Di Indonesia, praktik demikian menyengsarakan masyarakat setempat karena eksploitasi terhadap manusia dan kekayaan alam.

2. Kenangan kejayaan masa lalu

Sebelum Eropa berhasil menduduki wilayah Nusantara, sudah ada banyak kerajaan lokal besar yang berdiri, seperti Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang menguasai jalur perdagangan dan pelayaran Malaka.
 
Kerajaan Sriwijaya sempat menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara. Selain itu, kerajaan besar lainnya adalah Majapahit dengan Raja Hayam Wuruk dengan asistennya Patih Gajah Mada yang membentangkan kekuasaannya hampir seluruh wilayah Nusantara.

3. Munculnya kaum terpelajar

Dampak dari politik etis yang mendukung perbaikan pendidikan, maka lahirlah para cendekiawan sekaligus penggerak kemerdekaan. Jalan yang mereka tempuh umumnya melalui  organisasi sosial dan politik. Pandangan para pelajar ini mulai melebarkan sayapnya dalam skala nasional dan tidak lagi kedaerahan.

4. Kemajuan dalam bidang politik, sosial-ekonomi, dan kebudayaan

Bidang politik mempengaruhi semangat nasionalisme rakyat Indonesia yang terjajah sehingga muncul gerakan dan partai politik yang digagas kaum terpelajar. Selama masa penjajahan, politik yang dijalankan oleh kelompok penjajah bersifat kejam, sehingga mendorong upaya kaum pelajar untuk memberontak melalui gerakan politik tandingan.
 
Bidang sosial-ekonomi berperan dalam peniadaan kebijakan ekonomi tanam paksa yang kemudian dialihkan menjadi lowongan investasi bagi pihak asing di tanah jajahan. Dari sini pribumi memegang kendali atas ekonomi yang tidak sepenuhnya dikuasai penjajah.
 
Bidang kebudayaan berpartisipasi atas respons kebudayaan lokal yang banyak hilang kala penjajahan semakin parah. Dari sini muncul ide untuk memunculkan lagi kebudayaan setempat, sehingga meningkatkan semangat juang para pendahulu.

Faktor Eksternal

1. Kemenangan Jepang terhadap Rusia

Saat penyerangan Jepang di wilayah Manchuria membuat Jepang berhadapan langsung dengan Rusia. Dari perlawanan itu, Jepang menang telak dan berpengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia, khususnya Indonesia.
 
Bangkitnya nasionalisme di Indonesia berhubungan  erat dengan nasionalisme di Asia. Pengaruh kemenangan Jepang bukan satu—satunya faktor eksternal jiwa nasioanlisme di Indonesia, tapi reaksi bangsa Indonesia terhadap kolonial juga terlibat.

2. Pergerakan kebangsaan India

India berupaya melawan penjajahan Inggris dengan mendirikan organisasi  kebangsaan bernama All India Nation Congres. Organisasi in ibertransformasi menjadi organisasi nasionalisme penting di India setelah tahun 1900, yang saat itu terpecah menjadi dua kubu, yakni kubu militan dan moderat.
 
Militan lebih mendominasi pada strategi revolusioner dan kegiatan paramiliter, sedangkan moderat  diisi kaum intelektual berpendidikan Barat yang mennggedapankan konsep nir-kekerasan. Contoh dari intelektual berpendidikan Barat adalah Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru, Moh. Ali Jinnah, Rajendra Prasad, Chakravati Rajagopalachari.
 
Gandhi terkenal dengan empat ajarannya, yaitu ahimsa (melawan tanpa kekerasan), hartal (mogok kerja), satyagraha (tidak ingin bekerjasama dengan pihak asing) serta swadeshi (tidak ingin memakai produk luar negeri) untuk melawan penjajah Inggris yang telah membuat rakyat India menjadi sengsara. Gagasan Gandhi ini kemudian membakar semangat nasionalisme di Asia-Afrika pada awal abad ke-20, khususnya Indonesia

3. Gerakan kebangsaan Filipina

Gerakan ini digelorakan oleh Jose Rizal dengan tujuan mengusir penjajah Spanyol dari wilayah Filipina. Ia merupakan intelektual pemikir reformasi yang menonjol sekaligus seorang dokter, sastrawan, dan perintis gerakan nasionalisme di Filipina.
 
Meski diyakini dia tidak pernah menyuarakan langsung kemerdekaan Filipina, tapi karya tulisnya banyak menyinggung soal perlawanan terhadap Prancis dan gerakan reformasi sosial dan politik.
 
Pengaruh perjuangan Jose Rizal menyebar hingga kawasan Asia Tenggara. Bentuk nasionalismenya termasuk pertama di Asia Tenggara sekaligus menjadi penggerak nasionalisme di Indonesia, karena Filipina telah memperoleh pendidikan modern tertua di luar Eropa, yaitu Spanyol.

4. Gerakan nasionalis rakyat Cina

Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen. Ia lahir pada tahun 1866 dan dikenal sebagai Bapak Republik Cina. Pada masa hidupnya, Cina terbelenggu di bawah monarki absolut dinasti Manchu.
 
Saat itu, Cina dipandang sebagai negara yang miskin, selalu terjadi peperangan antara para aristokrat. Bencana alam yang terjadi di sana juga memperparah kondisi masyarakat. Bencana sosial seperti tidak adanya keadilan dan kebebasan juga menghantui mereka.
 
Sun Yat Sen adalah intelektual berpendidikan Barat yang membantu memperbaiki nasib rakyat dan mengubah aggar pemerintahan tidak despotik dengan ajaran San Min Chu I, sebagai berikut:

  1. Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
  2. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi atau kedaulatan berada di tangan rakyat
  3. Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya

5. Pergerakan Turki muda

Gerakan ini dipimpin oleh Mustama Kemal Pasha pada tahun 1908. Ia memperjuangkan modernisasi di segala bidang kehidupan masyarakat. Viisi yang diusung oleh Mustafa adalah pemulihan seluruh wilayah kekuasaan Ottoman, pembentukan Turki sebagai sebuah Republik yang berdaulat dan bebas, sekularisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, modernisasi semua sektor kehidupan Turki serta memerdekakan diri dari bangsa asing.

6. Pergerakan nasionalisme Mesir

Gerakan ini dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882). Gerakan ini bertujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa (Inggris) atas Mesir. Kebangkitan negara ini ditandai dengan pemberontakan Arabi Pasha, yang kemudian melahirkan nasionalisme Mesir.

Pengaruh Nasionalisme Indonesia Masa Kini

1. Perkembangan nasionalisme di Indonesia

Perkembangan nasionalisme di Indonesia mulanya berasal dari perkumpulan pelajar yang bertekad merebut kemerdekaan. Jiwa nasionalisme ini kemudian berlanjut menjadi perilaku bangsa hingga saat ini.

2. Nasionalisme Indonesia pada masa pergerakan nasional

Ideologi yang berkembang pada masa pergerakan

Ada beberapa ideologi yang muncul dan berkembang pada masa pergerakan nasional, di antaranya liberalisme, nasionalisme, komunisme, demokrasi dan Pan-Islamisme. Di bawah ini adalah penjelasan ideologi yang tertulis:

  1. Ideologi liberalisme adalah suatu paham yang memprioritaskan kemerdekaan individu atau kebebasan kehidupan masyarakat karena dalam alam kebebasan itu masyarakat bisa berkembang serta berusaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Paham ini dikembangkan oleh organisasi politik di Indonesia, seperti Indische Partij.
  2. Ideologi nasionalisme adalah paham yang pertama kali diperkenalkan oleh organisasi politik yang kemudian menjadi dasar perjuangan PNI yang dipimpin Sukarno. Nasionalisme menunjukkan suatu bangsa yang memiliki persamaan budaya, bahasa, dan wilayah, dan terkandung cita-cita luhur terhadap kelompok bangsa.
  3. Ideologi komunisme adalah paham yang diperkenalkan pertama kali oleh Sneevliet, seorang pegawai kereta api berkebangsaan Belanda. Ideologi ini diwujudkan dalam bentuk organisasi Indische Social Democratis Vereeniging.
  4. Ideologi demokrasi adalah paham yang pertama kali muncul di Yunani dengan sistem demokrasi langsung, maksudnya rakyat turut serta menentukan jalannya suatu pemerintahan. Namun, sistem ini tidak bisa diterapkan di Indonesia pada masa pergerakan nasional. Sistem ini baru terlaksana pasca Indonesia merdeka. Adapun Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila.
  5. Ideologi Pan-Islamisme adalah paham yang bertujuan mempersatukan umat Islam sedunia. Paham ini lahir berkaitan dengan kondisi abad ke-19 yang menjadi era kemunduran dunia Islam.

Unsur-unsur nasionalisme di Indonesia

Berdasar perkembangan sejarah bangsa Indonesia dan realitas budayanya, dan manifesto politik para pemimpin Indonesia pra kemerdekaan, seperti Manifesto Perhimpunan Indonesia dan Sumpah Pemuda 1928. Unsur-unsur itu terdiri atas:

  1. Kesatuan (unity) berfungsi mentransformasikan hal-hal yang beragam menjadi seragam sebagai konsekuensi proses integrasi, tapi persatuan dan kesatuan tidak boleh disamakan dengan penyeragaman dan keseragaman
  2. Kebebasan (liberty) sangat penting bagi negara-negara yang terjajah untuk menghindari dominasi politik asing dan eksploitasi ekonomi serta menyingkirkan kebijakan destruktif budaya yang berkepribadian
  3. Kesamaan (equality) merupakan bagian implisit masyarakat demokratis dan menjadi sesuatu yang berlawanan dengan politik kolonial yang diskriminatif dan otoriter
  4. Kepribadian (identity) yang hilang karena disingkirkan secara sistematis oleh pemerintah kolonial Belanda
  5. Pencapaian-pencapaian dalam sejarah  yang membagikan inspirasi dan kebanggan bagi suatu bangsa sehingga bangkit semangat perjuangannya untuk menegakkan martabat bangsa.

3. Nasionalisme pada masa pergerakan

Jiwa nasionalisme di Indonesia yang lahir pada masa penjajahan sangat dipengaruhi oleh praktik politik etis. Politik etis menghasilkan pendidikan bagi kaum pribumi, sehingga banyak kaum intelektual yang bergabung melawan penjajah dalam lingkup politik dan organisasi.
 
Berikut tahapan munculnya nasionalisme bangsa Indonesia yang ditandai dengan organisasi pergerakan:

1. Periode awal perkembangan

Periode ini menggambarkan gerakan nasionalisme bangsa Indonesia dengan perjuangan untuk memperbaiki kondisi sosial budaya. Contoh organisasi yang muncul adalah Budi Utomo, SDI, Sarekat Islam, dam Muhammadiyah.

2. Periode nasionalisme politik

Periode ini menandai gerakan nasionalisme bangsa Indonesia yang menekankan pada bidang politik untuk mencapai kemerdekaan . Contoh dari organisasi ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.

3. Periode radikal

Periode ini ditandai dengan gerakan nasionalisme untuk mencapai kemerdekaan secara kooperatif dan non kooperatif. Contoh dari organisasi ini adalah PKI dan PNI.

4. Periode bertahan

Pada masa periode ini gerakan nasionalisme bertahan pada sikap moderat dan penuh pertimbangan dan bersifat reaktif, sehingga organisasi-organisasi pergerakan berorientasi agar bertahan tidak dibubarkan oleh pemerintah Belanda. Contoh dari organisasi ini adalah Parindra, GAPI, dan Gerindo.

4. Nasionalisme Indonesia pada masa awal kemerdekaan

Pasca merdeka, Indonesia memasuki periode pemerintahan Orde Lama hingga lengsernya Presiden Sukarno. Periode nasionalisme Orde Lama dipengaruhi oleh wibawa Presiden Sukarno yang dapat memotivasi rakyat. Nation character building yang dibawa oleh Sukarno adalah karakter politik nasionalisme Indonesia yang anti imperialisme, anti kolonialisme, pro perdamaian.
 
Periode awal kemerdekaan disebut juga Revolusi Fisik, karena masih ada kekuatan asing yang ingin menjajah kembali negara ini. Corak dari nasionalisme pada masa ini adalah memperkuat kedaulatan dan identitas nasionalnya, sebagai ideologi pergerakan nasional untuk meraih kemerdekaan yang anti kolonialisme.

Perjuangan bersenjata

Pada periode ini terjadi beberapa pertempuran, di antaranya:

1. Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya berhubungan dengan peristiwa perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang tanggal 2 September 1945. Pada tanggal 25 Oktobber 1945, sekutu mendarat di Tanjung Perak, Surabaya di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby.
 
Pada 27 Oktober, baku tembak pertama terjadi antara kedua belah pihak pemuda dan Inggris. Pertempuran berlanngsung sampai awal Desember dan menimbulkan ribuan korban jiwa dari pejuang Indonesia.

2. Pertempuran lima hari di Semarang

Pertempuran ini terjadi pada 15 Oktober 1945, skitar 2000 pasukan Jepang melawan TKR dan para pemuda. Peristiwa ini menimbulkan banyak korban, salah satunya Dr. Karyadi, yang kemudian namanya diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit di Semarang.

3. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran ini ditandai dengan kedatangan tentara Inggris di bawah komando Brigjen Bethel di Semarang pada 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tentara sekutu. Kemudian NICA membonceng tentara sekutu dan membebaskan para tawanan Belanda secara sepihak sehingga timbullah perlawanan dari bangsa Indonesia. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 20 November 1945 antara TKR dan pasukan Inggris. Pertempuran ini berakhir pada 15 Desember 1945.

4. Pertempuran Medan area

Pertempuran ini terjadi pada 9 Oktober 1945 ketika pasukan sekutu yang diboncengi Belanda di bawah komando Brigjen T.E.D Kelly mendarat di Medan. Pertempuran yang terjadi pada 13 Oktober 1945 ini melibatkan para pemuda yang tergabung dalam TKR dengan pasukan Belanda.

5. Pertempuran Bandung (Bandung Lautan Api)  

Pada 12 Oktobber 1945, Kota Bandung dimasuki pasukan Inggris dengan menuntut semua senjata, kecuali poliisi dan TKR diserahkan kepada mereka. Namun, ultimatum yang dilakukan oleh pihak sekutu pada 21 November 10945 menyebabkan beberapa pertempuran.

6. Pertempuran Margarana

Puputan Margarana menjadi salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda yang terjadi di Bali. Perang ini sebagai upaya mempertahankan Pulau Bali dari serangan Belanda. Perang ini dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai dan pasukan TKR berjuang mati-matian melawan Belanda.

Perjuangan diplomasi

Perjuangan diplomasi sebagai langkah penyelesaian pertikaian Indonesia-Belanda dengan menimbulkan sederet peristiwa berikut:

  1. Pada 10 november 1946 dilakukan perundingan di Linggarjati
  2. Pada 21 juli 1947 Belanda mengadakan serbuan pertama ke berbagai wilayah RI atau Agresi Militer I Belanda
  3. Pada 8 desember 1947 terjadi perundingan kembali antara pihak RI dan Belanda yang dikenal dengan perjanjian Renville
  4. Pihak Belanda berusaha melanggar Perjanjian Renville dan melakukan aksi militernya yang kedua, yang menyebabkan berhasil ditaklukannya ibukota Yogyakarta. Namun, tidak membuahkan hasil dan mengharuskan kembali ke meja perundingan.
  5. Perjanjian Roem Royen pada 27 Mei 1949
  6. Pada 22 Juni 1949 dilakukan perundingan Inter-Indonesia
  7. Selanjutnya, diadakan KMB pada 23 Agustus-2 November 1949 sebagai cikal bakal lahirnya kedaulatan RI.

Pada akhirnya, Belanda mengakui secara de jure kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949 dan bentuk negara Indonesia adalah RIS. Pada 17 Agustus 1950, kabinet RIS di bawah pimpinan Hatta dibubarkan dan dibentuk NKRI. Selanjutnya, pada 28 September 1950, Indonesia diterima sebagai anggota PBB yang ke-60.

5. Nasionalisme Indonesia pada masa Orde Lama

Orde lama adalah periode setelah Proklamasi Kemerdekaan hingga jatuhnya Presiden Soekarno. Nasionalisme Masa Orde Lama dipengaruhi oleh pamor Presiden Soekarno yang mampu memajukan rakyat dan membangkitkan semangat bangsa. Saat itu, Presiden Soekarno juga mengikrarkan suatu daerah dari Sabang sampai Merauke dalam suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
Tujuan nasionalisme Soekarno adalah untuk menciptakan rasa percaya diri sebagai bangsa yang besar yang mampu memecahkan masalahnya sendiri. Soekarno juga mengobarkan sentimen nasionalisme dengan sesuatu yang bermartabat nasionalisme dan mengisi karakter nasionalisme Indonesia.
 
Suatu saat terjadi geesekan politik antara Sukarno dan Hatta, sehingga pada tanggal 1 Desember 1959 Hatta mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Hatta menilai Sukarno telah berpandangan sebagai penguasa tunggal.
 
Pada masa pemerintahan in ilahirlah NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis), yang menyatukan bangsa dan mencegah pengaruh imperialisme Barat. NASAKOM menjadi ciri khas Demokrasi Terpimpin yang berlangsung pada tahun 1959 hingga 1965.
 
Partai yang berhaluan nasionalis adalah PNI, kolompok Islam adalah Masyumi dan Nahdlatul Ulama, serta golongan kiri adalah PKI. Kampanye NASAKOM bahkan dibawa Sukarno ke forum PBB pada 30 September 1960 dengan judul pidato “To Build the World a New”.
 
Sukarno menawarkan konsep komunis dari NASAKOM berasal dari pemikiran Karl Marks dengan ajaran sosialismenya. Secara tegas ia ungkapkan pentingnya NASAKOM  pada Sidang Panca Tunggal Seluruh Indonesia di Istana Negara pada 23 Oktober 1965.
 
Demokrasi Terpimpin yang diterpkan Sukarno adalah perpaduan antara demokrasi Barat dengan feodalisme Timur. Konsep nasionalisme yang dia usung justru membawa Indonesia kepada kemiskinan.
 
Kondisi yang tidak kondusif membawa pergeseran makna. Ideologi komunisme yang menyusup turut menjatuhkan kewibawaan pemerintah. Pada akhirnya meletus gerakan 30 September tahun 1965.

6. Nasionalisme Indonesia pada masa Ode Baru

Pada 25-31 Agustus 1966, TNI AD mengadakan seminar II Angkatan Darrat di Bandung. Dalah satu poin yang dibahas adalah keinginan untuk membangun tatanan baru pemerintahan dengan semangat pemurnian Pancasila dan UUD 1945. Di akhir seminar diputuskan “Orde Baru” menghendaki suatu tata pikir yang lebih realistis dan pragmatis.
 
Orde Baru berlangsung sejak 1966 hingga 1998. Masa ini mempunyai corak sentralisme birokratik dan nasionalisme militeristik. Kurikulum Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dimasukkan paham nasionalisme.
 
Orde Baru berperan dalam penyimpangan arti nasionalisme menjadi membela kepentingannya yaitu menguasai sumber-sumber ekonomi, politik, dan birokratik. Tujuan para elit Orde Baru menyimpangkan arti nasionalisme karena dua hal, yakni agar elit Orde Baru kebal hukum dan dapat menjalankan semua kepentingannya meski menindas hak asasi manusia bangsanya sendiri.
 
Demi membangun bangsa, maka pemerintah Orde Baru membuat suatu kebijakan yang bersifat sentralistik. Faktor yang mendorong ini antara lain:

  1. Adanya kekhawatiran terhadap persatuan nasional serta munculnya kekuatan yang memecah persatuan
  2. Sentralisasi dibutuhkan untuk memelihara keseimbangan politik dan kemanan dalam pembagian sumber daya, khususnya antara Jawa yang dihuni oleh sebagian besar rakyat Indonesia dan luar Jawa yang memiliki sebagian besar sumber ekonomi
  3. Pengalaman politik yang dialami Indonesia sekitar tahun 1965, sehingga pemerintah ingin tetap memegang kendali kebijaksanaan ekonomi

Ideologi pembangunan digulirkan melalui program modernisasi dan industrialisasi. Di samping itu, persoalan nasionalisme tetap dimiliki elite yang cenderung dikaitkan dengan ketahanan negara.
 
Hegemoni pemerintah terhadap kehidupan politik masyarakat sangat kuat, sehingga nasionalisme yang terbangun menjadi state-oriented bukan nation-oriented. Rasa kebangsaan ditumbuhkan melalui Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
 
Nasionalisme zaman Orde Baru yang cenderung berorientasi negara, tidak membagikan ruang bebas berpendapat karena kuasa penuh ada di tangan negara. Nasionalisme lebih diarahkan kepada patuh terhadap pejabat, birokrat, dan unsur atasan.
 
Hegemoni pemerintah di segala bidang melahirkan rasa ketidaknyamanan dan ketidakpatuhan dari golongan kaum muda, karena ruang demokrasi dibatasi dan ekspresi kebangsaan berkurang.
 
Pada tahun 1998, pemerintah Indonesia tidak dapat menghindari krisis moneter secara global. Krisis ini mengakibatkan inflasi yang tinggi. Hingga akhirnya masyarakat tidak puas dengan belenggu politik dan krisis ekonomi yang melanda, dan kemudian demonstrasi nasional dapat menggulingkan Orde Baru.

7. Nasionalisme era Reformasi

Reformasi berlangsung sejak tahun 1998 hingga sekarang. Di era reformasi saat ini, perlu adanya pembenahan secara serius dalam kesadaran nasionalisme agar tidak menimbulkan disintegrasi bangsa.
 
Nasionalisme Orde Reformasi 1998 tidak bisa dipisahkan dari gerakan mahasiswa yang menentang rezim Orde Baru. Gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa memiliki enam tujuan utama, yakni:

  1. Adili Suharto dan kroni-kroninya
  2. Laksanakan amandemen UUD 1945
  3. Hapuskan Dwi Fungsi ABRI
  4. Pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya
  5. Tegakkan supremasi hukum
  6. Ciptakan supremasi hukum

Nasionalisme di era inimengalami tantangan yang berbeda dengan masa sebelumnya, permasalahan yang dialami masyarakat pun kian kompleks. Tantangan masyarakat Indonesia dalam membangkitkan nasionalisme era reformasi berbeda dengan era sebelumnya, karena faktor perkembangan zaman, perubahan tingkah laku.
 
Saat ini seluruh negara tengah menghadapi globalisasi yang dimotori oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat melampaui batas ruang dan waktu. Kualitas kinerja pemerintah dan negara dalam dalam merawat, mengelola dan memperbaiki nasionalisme menjadi faktor kunci arah Indonesia.

8. Perkembangan nasionalisme pasca Reformasi

Amien Rais memotori inisiasi politik yang demokratis. Kemunculan banyak partai politik menjadi ciri kemajuan demokrasi. Pasca Reformasi 1998 Indonesia mengalami perubahan dalam bidang politik, yang dulunya sentralistik dan otoriter.
 
Pemerintahan otoriter selama 32 tahun menghalangi akses demokrasi bagi rakyat, sehingga runtuhnya rezim Suharto disambut gembira oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Sistem politik pada saat itu ditandai dengan kebebasan politik dan ekonomi. Dampaknya, terdapat lonjakan partai politik pada peserta pemilu 1999.
 
Pada paruh pertama abad ke-20 rakyat Indonesia disadarkan sebagai “orang Indonesia”. Berbagai transformasi sosial politik terjadi, dan nasionalisme Indonesia pada masa kemerdekaan berada pada posisi tepat, bahkan merupakan antitesis nasionalisme Barat yang salah.
 
Alasan dari nasionalisme Indonesia benar adalah, pertama, nasionalisme Indonesia dibungkus perasaan tertindas sebagai negara terjajah. Kedua, keinginan hidup bersama dalam tatanan yang lebih teratur secara sosial dan politik sebagai modal dasar memperjuangkan Indonesia merdeka dan berdaulat. Ketiga, nasionalisme Indonesia memiliki gelora yang hebat yakni sama-sama memusuhi kaum penjajah.
 
Konteks nasionalisme Indonesia mengalami pergeseran. Dari aspek politik, sistem pemerintahan beluum sanggup mewujudkan cita-cita masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Partai politik juga masih dikendalikan kepentingan golongan.
 
Dari aspek budaya, generasi muda lebih menggandrungi musik Barat atau Korea daripada nasional. Ruang publik turut berubah dari taman kota menjadi mall. Nasionalisme Indonesia kini kian sulit menemukan jati dirinya. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1990-an, negara-negara menjadi interdependen satu sama lain, tidak bisa mandiri. Kondisi yang demikian memaksa nasionalisme Indonesia dituntut tidak hanya ke dalam, tapi ikut bersinggungan dengan internasional.
 
Budaya asing yang tidak bisa disaring akan mengubah perilaku generasi penerus semakin jauh dari nilai budaya lokal. Kiblat nasionalisme Indonesia adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
 
Nasionalisme yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah nilai nasionalisme yang mampu menjawab persoalan bangsa. Nasionalisme Indonesia wajib andil dalam mewujudkan tata masyarakat yang sejahtera, bermartabat, dan berkeadilan.
 
Itulah penjelasan tentang nasionalisme mulai dari pengertian, penyebab, hingga pengaruhnya. Kewaijiban generasi muda saat ini adalah menampilkan nasionalisme sebagai identitas diri yang melekat. (Abdurrahman Addakhil)
 

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(REN)

Quoted From Many Source

Baca Juga  Russian Energy Week 2023 Kupas Restrukturisasi Pasar Minyak Global Bidang Perdagangan Dan Logistik - Fintechnesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *